Sabtu, 20 Desember 2014

“Hard Cluster??” Tantangan Masa Depan Bisnis Pulsa Elektrik

Apa itu Hard Cluster?  apa alasan para provider menerapkan kebijakan ini? dan seberapa besar dampaknya bagi dunia penjual pulsa? mari kita coba bahas sedikit di sini.

Hard Cluster sebenarnya adalah tahapan lebih lanjut dari clusterisasi yang sudah dilakukan sekarang. Saat ini XL sudah melakukan clusterisasi dengan membagi area seluruh Indonesia menjadi 192 cluster serta melakukan geolocking untuk chip masing-masing agar chip tersebut hanya dapat digunakan pada cluster yang sudah ditentukan saja.

Setiap dealer XL diberi area garapan masing-masing dengan harapan agar fokus menggarap clusternya. Tujuan clusterisasi sampai tahap ini adalah agar dealer dari suatu operator bisa fight dengan dealer dari operator yang lain dalam menggarap areanya dan tidak bersaing dengan dealer sesama operator. Sebelum ada cluster bisa jadi ada area yang diperbutkan oleh beberapa dealer dari satu operator sementara ada area lain yang justru tidak ada yang menggarapnya.

ada 3 tahapan yang dilakukan para provider sebelum menerapkan Hard Cluster apa saja itu?

Kita coba ambil contoh pada M-KIOS

1. Dominasi Stock

tahapan awal ini para distributor diminta untuk menjual stok ke reseller dan server di clusternya masing-masing belum memperhitungkan kemana stok tersebut akan dijual. Targetnya adalah 80% di cluster dan toleransi 20% di luar cluster, dalam tahap ini clusternya boleh dibilang masih setengah-setengah karena chip mkios masih bisa jika ingin dipake diluar cluster dealer yang sudah ditentukan.

2. Konsolidasi Jalur Distribusi

Tahap selanjutnya adalah konsolidasi channel dimana cluster-cluster dealer sudah dipastikan dan ditetapkan, di tahap ini mungkin sudah ada geolocking chip mkios hanya bisa digunakan di cluster yang sudah ditentukan dealernya. Pengisiannya masih bisa ke nomer diluar cluster.

3. Hard Cluster

pemberlakuan kebijakan dimana chip yang melakukan pengisian (A number) harus diposisi cluster yang sama dengan yang diisi (B number). Teknik yang digunakan sampai tahap ini adalah pembacaan BTS B number pada saat dilakukan pengisian, jadi bukan membaca HLR lagi. tetapi lebih kepada posisi dimana nomor tersebut berada.
Apa tujuannya ? Tujuannya adalah agar operator bisa mendistribusikan stoknya secara lebih presisi sesuai dengan kebutuhan cluster masing-masing. Kebutuhan stok di tiap cluster dapat dihitung. Selama ini operator mengalami kesulitan untuk mendapatkan data berapa sebenarnya kebutuhkan real di tiap cluster karena barang yang ada di cluster tersebut sering dijual melalui server ke cluster lain lewat h2h dsb.

Sesuai dengan tahapan di atas, pemberlakuan strategi distribusi operator telekomunikasi secara hard cluster diperkirakan akan mematikan pelaku usaha kecil dan menengah server pulsa. Posisi pedagang pulsa ini belakang kian terhimpit. Hal itu karena diterapkannya sistem hard cluster yang membatasi gerak bisnis para penjual dalam menjajakan pulsa kepada pelanggan. Sementara itu, kondisi berbeda diterapkan kepada pasar modern, seperti Bank melalui ATM, Carefour, Indomaret, Alfamaret, dan sejenisnya. Di mana mereka dianggap mendapat perlakuan istimewa dengan jumlah pasokan yang tidak terbatas dan bebas melakukan penjualan pulsa tanpa memperhatikan keberadaan nomor ponsel yang hendak di isi di manapun mereka berada.

Hal inilah yang akan menjadi tantangan bagi para provider, dealer, dan pengusaha kecil hingga menengah dalam bisnis pulsa elektrik dalam survive mengembangkan bisnis mereka. Bagaimana dengan anda yang juga merupakan bagian dari lingkaran sistem ini? apa yang akan anda lakukan? bagikan pendapat anda dalam komentar postingan ini.

sumber https://meganesia.wordpress.com

0 komentar :

Posting Komentar